PESAWAT ATWOOD
Hari dan tanggal Praktikum : Jumat, 14 November 2014
Waktu Praktikum : 08.00 – 09.40 WIB
Taruna Praktikan/NPT :
Dosen Praktikum :
I.
KONDISI LABORATORIUM
Kondisi
|
Awal Praktikum
|
Akhir
Praktikum
|
Temperatur
|
(24,3 ± 0,5)⁰C
|
(23,8 ± 0,5)⁰C
|
Kelembapan
|
(71,9 ± 0,5) %
|
(55,6 ± 0,5) %
|
II.
TUJUAN
1.
Mampu
memahami hukum Newton dalam konsep kinematika dengan penerapannya.
2.
Memperlihatkan
berlakunya hukum Newton dan menghitung memen inersia katrol.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Pesawat
atwood
2.
Stopwatch
3.
Neraca
Ohauss
4.
Satu
set massa beban tambahan m1, m2, m3 yang
masing-masing beratnya ±5 gram
5.
Satu
set beban gantung bertali M1 dan M2
IV.
TEORI DASAR
a.
Katrol
Katrol merupakan salah satu bentuk dari
pesawat sederhana yang berfungsi untuk memudahkan pemindahan benda.
Prinsip kerja dari pesawat sederhana adalah melipatgandakan gaya
atau mengubah arah gaya. Benda atau beban yang berat dapat
dipindahkan dengan memberikan sedikit gaya saja. Bilangan yang menyatakan pelipatgandaan
hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau jarak
perpindahan disebut keuntungan mekanis.
Dalam pemakaian katrol, biasanya katrol
dilengkapi dengan tali. Terdapat dua jenis katrol yaitu katrol tetap
(gambar a) dan katrol bergerak (gambar b). Dalam pemakaiannya kita sering menggabungkan
beberapa katrol yang disebut dengan sistem katrol (gambar c dan d).
Katrol tetap, katrol bergerak, dan
sistem katrol
Pada gambar di atas, beban FB ditahan
oleh jumlah utas atau penggal tali yang menahan berat benda, sehingga gaya yang
diberikan beban FB akan direspon oleh gaya FK bersama-sama melalui jumlah penggal
tali yang terlibat dalam menahan beban tersebut. Keuntungan mekanis
menggunakan sistem adalah sama dengan perbandingan antara
besar gaya beban dengan gaya kuasa.
Untuk sistem katrol yang terdiri dari 2
buah katrol, maka ada dua penggal tali yang menahan gaya yang diberikan
oleh beban FB seperti terlihat pada gambar 1, sehingga satu
penggal tali akan memberikan gaya kuasa sebesar setengahnya dari gaya
yang diberikan beban. Dengan demikian mengangkat benda dengan
menggunakan sistem dua katrol dapat dilakukan dengan memberikan
gaya yang besarnya setengah dari gaya yang diberikan
benda/beban, atau FB = 2 x FK.
Keuntungan mekanis sistem dua katrol
adalah FB/ FK = 2. Seringkali beban yang harus kita pindahkan berat
sekali. Untuk mengangkatnya kita dapat menggunakan katrol
majemuk yang merupakan gabungan dari beberapa katrol diam dan
katrol bergerak seperti pada gambar 1d. Terlihat bahwa gaya beban FB
ditahan oleh 4 utas/penggal tali. Masing-masing penggal tali
memberikan gaya seperempat dari gaya beban FB. Disini FB = 4 x FK.
Keuntungan mekaniknya adalah adalah FB/ FK = 4.
Disamping keuntungan tersebut di atas,
penggunaan sistem katrol atau katrol ganda juga memiliki kelemahan.
Kelemahan penggunaan katrol ganda dalam memindahkan beban
adalah pergeseran yang harus kita lakukan menjadi sekian
kali lipat dari jumlah penggal tali yang terlibat.
b.
Persamaan Gerak Katrol tanpa Massa
Jika suatu katrol hanya
dapat berputar pada porosnya, yang diam, maka geraknya dapat dianalisa sebagai
berikut :
ΣF = 0
-T - M.g -
T2 + N = 0 .......................( 1 )
Στ = I.α
-T1 .
R + T2 . R = Iα .......................( 2 )
α = a / R .......................(
3 )
Itulah gaya-gaya yang
terdapat pada suatu katrol tanpa massa
c.
Persamaan Gerak Katrol dengan Massa Menggantung
Jika suatu katrol diberikan
suatu beban tambahan pada masing-masing ujung talinya, maka akan ditemukan
persamaan:
Pada
saat M1 berada diklem S maka gerak dipercepat dengan persamaan
tertulis di atas. Pada saat melalui lubang A, benda m
akan tertinggal dan M2 lolos melalui lubang A dan menuju titik B dengan
kecepatan konstan. Karena M1 = M2, maka M2 + m berada dititik C, jika M1
dilepas dari klem maka M2 + m akan turun dari titik C ke B melewati titik A
dengan gerak dipercepat.
V.
PERCOBAAN
5.1. Soal
Sebelum Percobaan
1.
Andaikanlah,
dalam tangan anda tergenggam sebuah batu. Bila batu tersebut dilepaskan, anda
saksikan batu segera jatuh ke permukaan bumi. Mengapa batu tersebut selalu
jatuh ke bawah menuju permukaan bumi dan tidak dalam arah sebaliknya atau tetap
diam di tempatnya?
Jawab: Karena terdapat gaya gravitasi yang mempengaruhi. Gravitasi adalah gejala adanya interaksi antara dua benda
bermassa, yaitu berupa gaya tarik-menarik. Ilmuwan pertama kali yang
memahami gaya gravitasi adalah Sir Isaac Newton. Gaya yang menarik kita selalu
menuju ke bawah itu disebut gaya gravitasi. Gaya gravitasi terdapat pada semua
benda. Semakin besar massa/berat benda tersebut, semakin besar pula gaya
gravitasi yang ditimbulkannya. Bumi kita merupakan bola yang sangat besar,
sehingga bumi memiliki gaya gravitasi yang besar pula yang dapat menarik segala
benda yang berada di dekatnya (rumah, manusia, batu, binatang, bahkan juga
bulan dan satelit yang mengelilingi bumi kita). Oleh karena itulah,
walaupun kita berada di bagian bawah bola bumi, kita tidak akan jatuh karena
ada gaya gravitasi bumi yang arahnya menuju pusat bola bumi.
2.
Jelaskan
apa yang anda ketahui mengenai Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB)!
Jawab: Gerak lurus adalah
gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama
terjadi perpindahan yang besarnya sama.
Gerak
lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang
dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak
lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam
gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s = vt
Keterangan: s = jarak tempuh (m)
v
=
kecepatan (m/s)
t
=
waktu (s)
a = 0
(a) Grafik v terhadap t pada GLB (b) Grafik x terhadap t pada GLB
b.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatuobyek, di mana kecepatannya
berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak
lagi linier melainkan kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak
dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan (a = +) atau perlambatan (a = −). Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton
II ( Σ F = m a ).
vt = vo + at
vt2 = vo2
+2 as
s = vo t + ½ a t2
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
i.
GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang
kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah
gerak buah dari pohonnya.
Grafik
hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat Grafik
hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat
iii. GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin
kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar
keatas.
Grafik
hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat Grafik hubungan antara s terhadap
t pada GLBB diperlambat
3.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan momen inersia?
Jawab: Momen inersia
(Satuan SI : kg m2)
adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi
daripada massa. Momen inersia
berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan
menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa
besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan
pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit
seperti gerakan giroskopik.
4.
Sebutkan
dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi momen inersia suatu benda!
Jawab:
Selain bergantung pada sumbu
rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada massa (m)
partikel itu dan kuadrat jarak
(r2) partikel dari sumbu rotasi.
Total massa semua partikel yang menyusun
benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda
tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada
di bagian tepi benda, ada partikel
yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah, ada yang terjepit
di tengah.
5.2. Langkah
Percobaan
A. Persiapan
Percobaan
1.
Mengukur
massa beban tambahan dan massa beban bertali agar lebih presisi dalam
perhitungan data.
2.
Menulis
data mengenai massa dan jari-jari katrol pada pesawat Atwood.
3.
Menggantungkan
M1 dan M2 pada ujung-ujung tali dan pasang tali pada
katrol.
4.
Memasang
M1 pada genggaman G dan menambahkan beban m1 pada M2.
Melepaskan M1 dengan menekan pegas S.
5.
Memastikan
bahwa beban M2 dapat melalui A tanpa terganggu dan hanya beban M1
saja yang tertahan di A.
B. Prosedur
Percobaan
1.
Gerak
Lurus Beraturan (GLB)
a.
Mengukur
jarak dari pusat katrol ke ujung atas beban bertali (M2) dan membuat
jarak tersebut tetap (tidak diubah).
b.
Memvariasikan
jarak A ke B (XAB) dan menghitung waktu yang diperlukan beban M1
dari A ke B setelah beban tambahan tertahan pada titik A (tAB),
menggunakan stopwatch untuk mengukur waktunya.
c.
Mengoreksi
jarak AB dengan menambah tinggi beban M2 untuk dimasukkan dalam
perhitungan.
d.
Melakukan
percobaan ini sebanyak 5 kali dengan nilai massa beban tambahan yang berbeda.
Kemudia membuat table untuk percobaan berdasarkan prosedur percobaan.
e.
Membuat
table untuk percobaan berdasarkan prosedur percobaan.
2.
Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
a.
Memvariasikan
jarak C ke A (titik ujung atas beban M2 terhadap titik A atau XCA)
dan menghitung waktu yang diperlukan beban M2 + m dari C ke A
setelah benda mulai bergerak (tCA). Menggunakan stopwatch untuk
mengitung waktunya.
b.
Melakukan
percobaan ini sebanyak 5 kali dengan nilai massa beban tambahan yang berbeda.
c.
Membuat
table untuk percobaan berdasarkan prosedur prcobaan.
5.3. Laporan
Tugas Sesudah Percobaan
Diketahui:
Massa katrol (mk) = ( 30 ±
0,05 ) gram
Diameter katrol (d) = ( 12 ±
0,05 ) cm
Massa beban (M1) = (100 ±
0,05 ) gram
Massa beban (M2) = (100 ±
0,05 ) gram
1. Percobaan
GLB
Jarak tempuh (cm)
|
Percobaan Ke
|
Waktu yang di tempuh XAB (tAB)
|
|||||
m1
5 gr
|
Koreksi
|
m2
10 gr
Koreksi
m3
15,15 gr
Koreksi
Xab =
(10 ± 0,5) cm
1
1
1,12
1
0,92
0,6
0,58
2
1,2
0,8
0,6
3
1,2
0,8
0,5
4
1
1
0,6
5
1,2
1
0,6
Xab =
(45 ± 0,5) cm
1
2,6
2,32
1,7
1,78
1,3
1,26
2
2,3
1,7
1,3
3
2,2
1,8
1,2
4
2,3
1,8
1,2
5
2,2
1,9
1,3
Xab =
(50 ± 0,5) cm
A = 0
B = 50
1
2,5
2,54
2
1,94
1,4
1,38
2
2,6
2
1,5
3
2,5
1,8
1,4
4
2,5
1,9
1,3
5
2,6
2
1,3
Grafik XAB terhadap tAB
Persamaan
a.
Persamaan
untuk m1
y = 28,504x - 21,818
b.
Persamaan
untuk m2
y = 39,71x -
26,418
c.
Persamaan
untuk m3
y = 50,501x -
19,205
Besar
kecepatan masing-masing massa dengan grafik
28,2 cm/s =
0,282 m/s (massa 1)
39,2 cm/s =
0,392 m/s (massa 2)
50 cm/s =
0,5 m/s (massa 3)
Perbandingan kecepatan pada tiap-tiap massa
Nilai perbandingan m1 : m2 : m3
0,282 : 0,392 : 0,5 = 3 : 4 : 5
Pada massa 1, massa 2, dan massa 3 yang digunakan
dalam percobaan, massa 3 adalah yang paling cepat mencapai titik B dari A sebab
massanya paling besar, dan massa 1 yang paling lambat dalam mencapai titik B
dari A sebab massanya paling kecil.
Kecepatan di daerah AB konstan dan jarak AB harus dikoreksi
terhadap tinggi beban M2
Hal tersebut dikarenakan massa benda yang berbeda
mempengaruhi kecepatan benda. Namun, kecepatan benda tersebut tetap sama dalam
jarak berapapun dalam suatu massa beban yang sama,yang menyebabkan kecepatan di
daerah AB konstan dan disebut sebagai Gerak Lurus Beraturan. Jarak AB harus
dikoreksi terhadap tinggi beban M2 sebab dibutuhkan pengukuran dan data yang
tepat untuk mengetahui kecepatan di daerah AB, kemudian untuk membuktikan bahwa
terjadi gerak lurus beraturan dengan kecepatan di daerah AB konstan.
2. Percobaan
GLBB
Tabel Hasil Pengamatan
Jarak tempuh (cm)
|
Percobaan Ke
|
Waktu yang di tempuh XAB (tAB)
|
|||||
m= 5,05 gr
|
Koreksi
|
2m= 10,10 gr
Koreksi
3m= 15,15 gr
Koreksi
Xbc =
(45 ± 0,5) cm
1
3,0
2,96
1,8
1,84
1,2
1,36
2
2,8
1,8
1,4
3
3,0
1,8
1,2
4
3,0
2,0
1,3
5
3,0
1,8
1,4
Xbc =
(50 ± 0,5) cm
1
3
3,04
1,9
1,92
1,5
1,42
2
3
1,8
1,5
3
3,1
2
1,4
4
3
1,9
1,3
5
3,1
2
1,4
Xbc =
(55 ± 0,5) cm
1
3,1
3,10
2
2,00
1,5
1,52
2
3,2
1,9
1,4
3
3,1
2,1
1,6
4
3
2
1,5
5
3,1
2
1,6
Grafik XBC terhadap tBC
Besar percepatan
Massa 1
v1 = x/t = 45/2,96
= 15,2 cm/s
v2 = x/t = 50/3,04
= 16,4 cm/s
v3 = x/t =
55/3,10 = 17,7 cm/s
cm/s2
Massa 2
v1 = x/t = 45/1,84
= 24,5 cm/s
v2 = x/t =
50/1,92 = 26,0cm/s
v3 = x/t =
55/2,00 = 27,5 cm/s
cm/s2
Massa 3
v1 = x/t = 45/1,36
= 33,1cm/s
v2 = x/t = 50/1,42
= 35,3 cm/s
v3 = x/t = 55/1,52
= 36,2 cm/s
cm/s2
Perbandingan Percepatan tiap Massa
Setiap massa memiliki
percepatan yang berbeda. Yakni:
17,9 : 18,5 : 19,4
Percepatan di daerah AC konstan, sebab setiap detik kecepatannya bertambah dengan
ukuran tertentu dengan nilai yang tetap dan sama.
Faktor yang mempengaruhi percepatan di daerah AC yakni adalah massa benda.
3. Penentuan
Momen Inersia Katrol
I =
Massa 1
I =
I =
kgcm2
Massa 2
I =
I =
kgcm2
Massa 3
I =
I =
kgcm2
VI.
ANALISIS HASIL PENGOLAHAN
Berdasarkan hasil
praktikum, pada gerak lurus beratuan untuk massa 1 diperoleh kecepatan senilai
0,282 m/s sedangkan untuk massa ke 2 diperoleh kecepatan
senilai 0,392 m/s, sedangkan untuk massa ke 3 diperoleh kecepatan 0,5
m/s. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa semakin besar massa suatu benda, maka
kecepatannya pun semakin besar pula.
Untuk Gerak Lurus Berubah
Beraturan diperoleh nilai percepatan sebesar 0,179 m/s2 untuk massa 1
dan nilai 0,185m/s2 untuk massa 2, dan untuk massa ke 3 diperoleh percepatan 0,194 m/s2. Hal ini juga
dipengaruhi oleh massa benda yang berbeda sesuai dengan hokum Newton II.
Dari semua data
yang ada maka diperoleh, dapat
diperoleh juga
nilai momen inersia yang tidak jauh
berbeda untuk
massa 1, massa 2, dan
massa 3
yaitu sebesar 4,09 kgm2, 4,034 kgm2, 3,918 kgm2.
Momen inersia katrol tersebut sekitar 4 kgm2.
Keakuratan hasil perhitungan
dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Misalnya untuk faktor eksternal, pada waktu
percobaan tersebut adanya kurang ketelitian dalam menempatkan letak dari
masing-masing benda, ada pula kesalahan yang disebabkan oleh kurang telitinya
dalam menghitung waktu tempuh dari masing-masing benda dalam melakukan
pergerakan.
Adapun factor-faktor internal
yang dapat menyebabkan perbedaan mengapa bias
berbeda hasilnya, diantaranya massa benda bila ditambahkan akan
sangat berpengaruh terhadap kecepatan ataupun terhadap waktu tempuh yang
dialami oleh masing-masing benda dalam melintasi pesawat Atwood tersebut.
VII. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
1.
Melalui
pesawat atwood kita dapat mengetahui dan menerapkan
Hukum Newton, khususnya hukum Newton yang ke-2 tentang pergerakan suatu benda.
2.
Melalui pesawat
atwood kita dapat menentukan nilai kecepatan, percepatan dan
momen inersia dari suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari percobaan
mengenai gerak lurus beraturan sedangkan niali percepatan diperoleh
dari nilai gerak lurus berubah beraturan.
B.
SARAN
1.
Pada
saat melakukan praktikum ini, diupayakan untuk lebih teliti dan cermat dalam
pengukuran waktu menggunakan stopwatch sehingga pengukuran yang didapat lebih
tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Umar,
Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta: Media Pusindo.
2.
Bueche,
Frederic J. 2000. College Physics. United States of America: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
3.
pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/
5.
sisfo.itp.ac.id/bahanajar/.../Asnal/.../BAB%2013%20Momen%20Inersia.p...
6.
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/.../bab8-regresi_dan_korelasi.pdfcopyright@ http://djrumala.blogspot.co.id/2015/09/fisika-dasar-laporan-praktikum-pesawat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar