Jembatan wheatstone
I. Judul
Praktikum : JEMBATAN WHEATSTONE
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami
prinsip kerja jembatan wheatstone.
2. Menunjukkan
persyaratan-persyaratan yang berlaku pada jembatan wheatstone.
3. Menghitung
besarnya nilai sebuah hambatan dengan jembatan wheatstone.
III.
DASAR TEORI
Dalam
bab sebelumnya telah di jelas kan bahwa potensiometer, diman raio dari tegangan
yang tidak di ketahui terhadap tegangan yang di ketahui terhadap tegangan yang
di ketahui, di ganti dengan sebuah rasio yang dapatkan dari rasio
tahanan-tahan, dapat di pergunakan untuk pengukuran tegangan dengan derajat
ketelitian yang tinggi. Di samping ini, terdapat pula cara untuk mendapatkan
rasio dari tahanan yang tidak di ketahui terhadap tahanan yang di ketahui,
untuk pengukuran tahanan. Cara ini dikenal dengan metode jembatan.
Prinsip
dari jemabatan whatstone, sirkit listrik terdirir dari empat tahap, dan sumber
tegangan yang di hubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik
diagonal yang lain galranometer ditempatkan di sebut jembatan wheatstone
(Soedjana, 1975:102)
Untuk
menggerakan muatan di dalam konduktor di perlukan gaya dorong. Seberapa cepat
muatan akan bergerak akibat dorongan itu bergantung pada sifat baha. Pada
sebagian besar bahan, rapat arus Jsc banding dengan gaya persatuan muatan (F)
atau faktor kesebandingan merupakan
konstanta empiris yang di sebutkonduktivitas listrik, besarnya bergantung pada
jenis bahan. Biasanya faktor ke sebandingan tersebut di nyatakan dalam bentuk
kebalikan dan konduktivitas yang di sebut tesishuitas (p) yaitu ( Miyanto, 2008 :117)
Rangkaia-rangkaian
jembatan di pakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen sperti resistor R, induktifitas L dan
kapasitor C dan parameter lainnya yang di turunkan secara langsung drai
nilai-nilai komponen seperti frekuensi,sudut fasa dan suhu. Karena rangkaian
jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tisak diketahui dagan komponen
yang besarnya diketahui secara tepat, tentu saja ketelitian hasil pengukurannya
akan sangat tinggi sekali. Pengukuran dengan rangkian jembatan adalah dengan
cara perbandingan yaitu yang di dasarkan pda penunjukan nol keseimbangan rangkaian
jembatan. Oleh karena itu ketelitian pengukuran ini adalah langsung sesuai
dengan ketelitian komponen yang tersedia pada rangkaian jembatan bukan
bergantung detektor nol nya sendiri. Pemilihen yang lebih luas tentang jembatan
wheatstone sperti pada pengukuran jarak gangguan jaringan kabel tanah
(Herlan,2014:2).
Galvanometer
adalah suatu alat yang mengukur arus yang sangat kecil. Galvanometer dalam
proses perjalanannya menggunakan arus gulungan putar yang terdiri dari sebuah
magnet yang tidak bergerak dan sebuah potongan kawat yang merupakan satu bagian
yang mudah bergerak dan dilalui arus yang tidak dukur. Pada kapal motor
dilengkapi dengan lapis-lapis kutub ini ditempatkan pada sebuah inti dengsn
lilitan kawat yang dapat diputar dengan bebas melalui sebuah poros. Jika
gulungan ini di aliri listrik maka akan timbul suatu kekuatan yang berakibat
akan memutar gulungan itu sehingga akan membentuk sudut 900 terhadap
arah kawat. Kuat arus yang berbeda dalam penghantar itu mempunyai arah
mendekati dan mejadi positif. Dengan menggunakan peraturan daya. Jadi dapat
kita ketahui bahwa gulungan tadi berputar menurut arah panah, sehingga jarum
penunjuk akan menyimpang ke kanan dari angja nol (Suryanto, 1999:4).
Aplikasi
jembatan wheatstone, salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan
pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan ini kita gunakan strain
gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian litrik untuk mengukur
dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar didalam strain
gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada
benda uji akan sama dengan eformasi pada strain gauge ( Young D Hough,
2003:532).
IV.
ALAT DAN KOMPONEN
1. Rheostat
2. Galvanometer
3. Multimeter
digital
4. Power
suplay
5. Resistor
6. Potensiometer
7. Kabel
penghubung
8. Breadboard
V.
PROSEDUR KERJA
1. Susun alat-alat seperti pada gambar, dengan R adalah resistance
box, Rx hambatan tunggal, hambatan seri atau hambatan parallel yang akakn
diukur, (,r) adalah power supply DC, Rs adalah rheostat, G adalah galvanometer,
dan A adalah ampermeter.
2. Periksakan rangkaian pada pembimbing praktikum anda.
3. Geser perlahan-lahan ujung konektor K ke kiri atau ke kanan
sehingga jarum galvanometer tepat menunjuk nol.
4. Kemudian catat panjang l1 dan l2, serta kuat arus pada
ampermeter, catat pula nilai R yang digunakan
5. Ulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang
berbeda-beda.
6. Ulangi percobaan masing-masin 5 kali untuk Rx yang lain.
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 HASIL
NO
|
L1
|
L2
|
Rangkaiaan
|
1
|
7
|
7,5
|
Seri
|
2
|
5
|
10
|
paralel
|
6.2 PEMBAHASAN
Percobaan jembatan wheastone yaitu
percobaan untuk menentukan besarnya nilai hambatan dengan membandingkan dengan
hambatan yang diketahui nilainya. Alat dan instrument yang dibutuhkan yaitu
rheostat, galvanometer, multimeter digital, power suplay, resistor yang
diketahui nilainya, potensiometer, kabel penghubung, dan breadboard.
Percobaan ini dilakukan dua kali
pengulangan, yang pertama demonstrasi dan yang kedua percobaan langsung.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun rangkaian seperti gambar dibawah
ini.
Pada demonstrasi ini, percobaan yang
pertama menggunakan rangkaian seri pada resistor, resistor yang diketahui
nilainya yaitu sebesar 120 ohm. Setelah rangkaian disusun, maka ujung konektor
K pada rheostat digeser hingga jarum menunjukka angka nol pada galvanometer,
maka diukur panjang rheostat ke tengah konektor K sehingga diperoleh nilai L1
7,6 cm dan L2 7,6 cm. Setelah diperoleh
nilai L1 dan L2, maka dapat ditentukan nilai resistor yang tidak
diketahui yaitu sebesar 120 ohm. Dengan demikian, dapat ditentukan ketelitian
dari pengukuran yang kami peroleh, yaitu 100%.
Selanjutnya yaitu dilakukan demonstrasi
pada rangkaian resistor paralel, pada rangkaian ini diperoleh milai L1 5,2 cm,
L2 10 cm. Sehingga diperoleh nilai Rx yaitu 130 ohm. Pada rangkaian ini, nilai
R1 dan R2 yaitu 120 ohm. Ketelitian pengukuran yang kami peroleh yaitu 92%.
Dengan ketelitian yang diperoleh pada
rangkaian seri 100%, dan rangkaian paralel 92%, maka percobaan demonstrasi ini
dikatakan berhasil karena keteliatian yang diperoleh tidak tidak lebih dari
100%.
Pada percobaan langsung, kami memperoleh
data yang sama seperti percobaan demonstrasi, yaitu L1 = 7,6 cm dan L2 = 7,6 cm
pada rangakaian seri, dan L1 = 5,2 cm, dal L2 = 10 cm pada rangkaian paralel, maka
sudah pasti nilai Rx dan ketelitian yang diperoleh juga sama dengan percobaan
demonstrasi. Maka percobaan langsung juga berhasil.
VII.
KESIMPULAN
1. Prinsip
kerja jembatan wheastone ialah dengan sirkuit listrik dalam empat tahanan dan
sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain diletakkan sebuah galvanometer.
2. Persyaratan
yang berlaku pada jembatan wheastone:
a. Keadaan
seimbang tidak dipengaruhi oleh pengantar posisi dari sumber tegangan dan
galvanometer
b. kondisi
keseimbangan tidak dipengaruhi oleh tegangan dari sumber tegangan berubah
c. Galvanometer
hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada arus yang mengalir melalui
sirkuitnya, jika tidak perlu membaca harga arus pada skala
3. Besarnya
nilai hambatan pada jembatan wheastone dapat ditentukan dengan membandingkan
nilai hambatan lengan-lengannya
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Darmali,
Ari. 2007. Fisika. Jakarta :
Erlangga.
Herlan,
D. 2014. Studi pengaruh galvanometer
terhadap keakuratan hasil pengukuran resistor pada jembatan wheatstone
sederhana. Jurnal seminar nasional sains dan teknologi. ISSN : 2407-1846 :
2.
Hough,
D Young. 2003. Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga.
Miyanto.
2008. Elektromagnetik. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Sappie,
Soedjana. 1975. Pengukuran dan Alat-alat
Ukur Listrik. Jakarta : PT. PRADANYA PARAMITA.