Jumat, 26 Mei 2017

TM 3 LAB : LAPORAN JEMBATAN WHEATSTONE



Jembatan wheatstone

     I.   Judul Praktikum    : JEMBATAN WHEATSTONE

  II.   TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Memahami prinsip kerja jembatan wheatstone.
2.      Menunjukkan persyaratan-persyaratan yang berlaku pada jembatan wheatstone.
3.      Menghitung besarnya nilai sebuah hambatan dengan jembatan wheatstone.

III.   DASAR TEORI
Dalam bab sebelumnya telah di jelas kan bahwa potensiometer, diman raio dari tegangan yang tidak di ketahui terhadap tegangan yang di ketahui terhadap tegangan yang di ketahui, di ganti dengan sebuah rasio yang dapatkan dari rasio tahanan-tahan, dapat di pergunakan untuk pengukuran tegangan dengan derajat ketelitian yang tinggi. Di samping ini, terdapat pula cara untuk mendapatkan rasio dari tahanan yang tidak di ketahui terhadap tahanan yang di ketahui, untuk pengukuran tahanan. Cara ini dikenal dengan metode jembatan.
Prinsip dari jemabatan whatstone, sirkit listrik terdirir dari empat tahap, dan sumber tegangan yang di hubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain galranometer ditempatkan di sebut jembatan wheatstone (Soedjana, 1975:102)
Untuk menggerakan muatan di dalam konduktor di perlukan gaya dorong. Seberapa cepat muatan akan bergerak akibat dorongan itu bergantung pada sifat baha. Pada sebagian besar bahan, rapat arus Jsc banding dengan gaya persatuan muatan (F) atau faktor kesebandingan  merupakan konstanta empiris yang di sebutkonduktivitas listrik, besarnya bergantung pada jenis bahan. Biasanya faktor ke sebandingan tersebut di nyatakan dalam bentuk kebalikan dan konduktivitas yang di sebut tesishuitas (p) yaitu  ( Miyanto, 2008 :117)
Rangkaia-rangkaian jembatan di pakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen  sperti resistor R, induktifitas L dan kapasitor C dan parameter lainnya yang di turunkan secara langsung drai nilai-nilai komponen seperti frekuensi,sudut fasa dan suhu. Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tisak diketahui dagan komponen yang besarnya diketahui secara tepat, tentu saja ketelitian hasil pengukurannya akan sangat tinggi sekali. Pengukuran dengan rangkian jembatan adalah dengan cara perbandingan yaitu yang di dasarkan pda penunjukan nol keseimbangan rangkaian jembatan. Oleh karena itu ketelitian pengukuran ini adalah langsung sesuai dengan ketelitian komponen yang tersedia pada rangkaian jembatan bukan bergantung detektor nol nya sendiri. Pemilihen yang lebih luas tentang jembatan wheatstone sperti pada pengukuran jarak gangguan jaringan kabel tanah (Herlan,2014:2).
Galvanometer adalah suatu alat yang mengukur arus yang sangat kecil. Galvanometer dalam proses perjalanannya menggunakan arus gulungan putar yang terdiri dari sebuah magnet yang tidak bergerak dan sebuah potongan kawat yang merupakan satu bagian yang mudah bergerak dan dilalui arus yang tidak dukur. Pada kapal motor dilengkapi dengan lapis-lapis kutub ini ditempatkan pada sebuah inti dengsn lilitan kawat yang dapat diputar dengan bebas melalui sebuah poros. Jika gulungan ini di aliri listrik maka akan timbul suatu kekuatan yang berakibat akan memutar gulungan itu sehingga akan membentuk sudut 900 terhadap arah kawat. Kuat arus yang berbeda dalam penghantar itu mempunyai arah mendekati dan mejadi positif. Dengan menggunakan peraturan daya. Jadi dapat kita ketahui bahwa gulungan tadi berputar menurut arah panah, sehingga jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan dari angja nol (Suryanto, 1999:4).
Aplikasi jembatan wheatstone, salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan ini kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian litrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar didalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan eformasi pada strain gauge ( Young D Hough, 2003:532).
   IV.          ALAT DAN KOMPONEN
1.      Rheostat
2.      Galvanometer
3.      Multimeter digital
4.      Power suplay
5.      Resistor
6.      Potensiometer
7.      Kabel penghubung
8.      Breadboard

  V.   PROSEDUR KERJA
1.      Susun alat-alat seperti pada gambar, dengan R adalah resistance box, Rx hambatan tunggal, hambatan seri atau hambatan parallel yang akakn diukur, (,r) adalah power supply DC, Rs adalah rheostat, G adalah galvanometer, dan A adalah ampermeter.
2.      Periksakan rangkaian pada pembimbing praktikum anda.
3.      Geser perlahan-lahan ujung konektor K ke kiri atau ke kanan sehingga jarum galvanometer tepat menunjuk nol.
4.      Kemudian catat panjang l1 dan l2, serta kuat arus pada ampermeter, catat pula nilai R yang digunakan
5.      Ulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang berbeda-beda.
6.      Ulangi percobaan masing-masin 5 kali untuk Rx yang lain.

VI.            HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1  HASIL
NO
L1
L2
Rangkaiaan
1
7
7,5
Seri
2
5
10
paralel

6.2  PEMBAHASAN
Percobaan jembatan wheastone yaitu percobaan untuk menentukan besarnya nilai hambatan dengan membandingkan dengan hambatan yang diketahui nilainya. Alat dan instrument yang dibutuhkan yaitu rheostat, galvanometer, multimeter digital, power suplay, resistor yang diketahui nilainya, potensiometer, kabel penghubung, dan breadboard.
Percobaan ini dilakukan dua kali pengulangan, yang pertama demonstrasi dan yang kedua percobaan langsung. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Pada demonstrasi ini, percobaan yang pertama menggunakan rangkaian seri pada resistor, resistor yang diketahui nilainya yaitu sebesar 120 ohm. Setelah rangkaian disusun, maka ujung konektor K pada rheostat digeser hingga jarum menunjukka angka nol pada galvanometer, maka diukur panjang rheostat ke tengah konektor K sehingga diperoleh nilai L1 7,6 cm dan L2 7,6 cm. Setelah diperoleh  nilai L1 dan L2, maka dapat ditentukan nilai resistor yang tidak diketahui yaitu sebesar 120 ohm. Dengan demikian, dapat ditentukan ketelitian dari pengukuran yang kami peroleh, yaitu 100%.
Selanjutnya yaitu dilakukan demonstrasi pada rangkaian resistor paralel, pada rangkaian ini diperoleh milai L1 5,2 cm, L2 10 cm. Sehingga diperoleh nilai Rx yaitu 130 ohm. Pada rangkaian ini, nilai R1 dan R2 yaitu 120 ohm. Ketelitian pengukuran yang kami peroleh yaitu 92%.
Dengan ketelitian yang diperoleh pada rangkaian seri 100%, dan rangkaian paralel 92%, maka percobaan demonstrasi ini dikatakan berhasil karena keteliatian yang diperoleh tidak tidak lebih dari 100%.
Pada percobaan langsung, kami memperoleh data yang sama seperti percobaan demonstrasi, yaitu L1 = 7,6 cm dan L2 = 7,6 cm pada rangakaian seri, dan L1 = 5,2 cm, dal L2 = 10 cm pada rangkaian paralel, maka sudah pasti nilai Rx dan ketelitian yang diperoleh juga sama dengan percobaan demonstrasi. Maka percobaan langsung juga berhasil.

VII.          KESIMPULAN
1.      Prinsip kerja jembatan wheastone ialah dengan sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain diletakkan sebuah galvanometer.
2.      Persyaratan yang berlaku pada jembatan wheastone:
a.       Keadaan seimbang tidak dipengaruhi oleh pengantar posisi dari sumber tegangan dan galvanometer
b.      kondisi keseimbangan tidak dipengaruhi oleh tegangan dari sumber tegangan berubah
c.       Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada arus yang mengalir melalui sirkuitnya, jika tidak perlu membaca harga arus pada skala
3.      Besarnya nilai hambatan pada jembatan wheastone dapat ditentukan dengan membandingkan nilai hambatan lengan-lengannya




VIII.          DAFTAR PUSTAKA
Darmali, Ari. 2007. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Herlan, D. 2014. Studi pengaruh galvanometer terhadap keakuratan hasil pengukuran resistor pada jembatan wheatstone sederhana. Jurnal seminar nasional sains dan teknologi. ISSN : 2407-1846 : 2.
Hough, D Young. 2003. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Miyanto. 2008. Elektromagnetik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sappie, Soedjana. 1975. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : PT. PRADANYA PARAMITA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar