1. Gaya Magnet pada Penghantar Berarus di Medan Magnet
Arus merupakan kumpulan muatan-muatan yang bergerak. Kita telah mengetahui bahwa arus listrik memberikan gaya pada magnet, seperti pada jarum kompas. Eksperimen yang dilakukan Oersted membuktikan bahwa magnet juga akan memberikan gaya pada kawat pembawa arus.
Gambar 1. Kawat yang membawa arus I pada medan magnet. |
Gambar 1. memperlihatkan sebuah kawat dengan panjang l yang
mengangkut arus I yang berada di dalam medan magnet B. Ketika arus
mengalir pada kawat, gaya diberikan pada kawat. Arah gaya selalu tegak
lurus terhadap arah arus dan juga tegak lurus terhadap arah medan
magnetik. Besar gaya yang terjadi adalah:
a. berbanding lurus dengan arus I pada kawat,
b. berbanding lurus dengan panjang kawat l pada medan magnetik,
c. berbanding lurus dengan medan magnetik B,
d. berbanding lurus sudut θ antara arah arus dan medan magnetik.
Secara matematis besarnya gaya Lorentz dapat dituliskan dalam persamaan:
F = I . l . B sinθ .............................................. (1)
Apabila arah arus yang terjadi tegak lurus terhadap medan magnet (θ = 90o), maka diperoleh:
Fmaks = I. l. B .............................................................. (2)
2. Gaya Magnetik pada Muatan Listrik yang Bergerak di Medan Magnet
Kawat penghantar yang membawa arus akan mengalami gaya ketika diletakkan
dalam suatu medan magnetik, yang besarnya dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (1). Karena arus pada kawat terdiri atas muatan
listrik yang bergerak, maka berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
partikel bermuatan yang bergerak bebas (tidak pada kawat) juga akan
mengalami gaya ketika melewati medan magnetik.
Materi Fisika :
Kaidah tangan kanan menyatakan bahwa arah medan magnetik di sekitar
kawat adalah sedemikian sehingga bila tangan kanan dibuka dengan ibu
jari menunjukkan arah v, keempat jari lainnya menunjukkan arah induksi
magnetik B, dan arah telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz F.
Kita dapat menentukan besarnya gaya yang dialami partikel tersebut. Jika
N partikel bermuatan q melewati titik tertentu pada saat t, maka akan
terbentuk arus:
I = Nq / t ............................................................... (3)
Jika t adalah waktu yang diperlukan oleh muatan q untuk menempuh jarak l pada medan magnet B, maka:
l = v . t ................................................................ (4)
dengan v menyatakan kecepatan partikel. Jadi, dengan menggunakan
persamaan (1) akan diketahui gaya yang dialami N partikel tersebut,
yaitu:
Gaya pada satu partikel diperoleh dengan membagi persamaan (5) dengan N, sehingga diperoleh:
F = q v B sin θ .................................................... (6)
Persamaan (6) menunjukkan besar gaya pada sebuah partikel bermuatan q
yang bergerak dengan kecepatan v pada kuat medan magnetik B, dengan θ
adalah sudut yang dibentuk oleh v dan B. Gaya yang paling besar akan
terjadi pada saat partikel bergerak tegak lurus terhadap B (θ = 90o), sehingga:
Fmaks = q. v. B .......................................................... (7)
Tetapi, ketika partikel bergerak sejajar dengan garis-garis medan (θ = 0o,
maka tidak ada gaya yang terjadi. Arah gaya tegak lurus terhadap medan
magnet B dan terhadap partikel v, dan dapat diketahui dengan kaidah
tangan kanan.
Lintasan yang ditempuh oleh partikel bermuatan dalam medan magnetik
tergantung pada sudut yang dibentuk oleh arah kecepatan dengan arah
medan magnetik.
2.1. Garis Lurus (Tidak Dibelokkan)
Lintasan berupa garis lurus terbentuk jika arah kecepatan partikel
bermuatan sejajar baik searah maupun berlawanan arah dengan medan
magnetik. Hal ini menyebabkan tidak ada gaya Lorentz yang terjadi,
sehingga gerak partikel tidak dipengaruhi oleh gaya Lorentz. Lintasan
gerak terlihat seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Lintasan partikel yang bergerak sejajar dengan garis medan magnet (a) searah (b) berlawanan arah. |
Gambar 3. memperlihatkan lintasan yang ditempuh partikel bermuatan
negatif yang bergerak dengan kecepatan v ke dalam medan magnet seragam B
adalah berupa lingkaran. Kita anggap v tegak lurus terhadap B, yang
berarti bahwa v seluruhnya terletak di dalam bidang gambar, sebagaimana
ditunjukkan oleh tanda x. Elektron yang bergerak dengan laju konstan
pada kurva lintasan, mempunyai percepatan sentripetal:
a = v2/r
Berdasarkan Hukum II Newton, bahwa:
F = m.a
Maka, dengan menggunakan persamaan (7) diperoleh:
q.v.B = m.a
qvB = m (v2/r) ............................................................ (8)
atau R = mv / qB ......................................................... (9)
Persamaan di atas untuk menentukan jari-jari lintasan (R), dengan m
adalah massa partikel, v adalah kecepatan partikel, B menyatakan induksi
magnetik, dan q adalah muatan partikel.
2.3. Spiral
Lintasan melingkar terjadi apabila kecepatan gerak muatan tegak lurus
terhadap medan magnetik. Tetapi, jika v tidak tegak lurus terhadap B,
maka yang terjadi adalah lintasan spiral. Vektor kecepatan dapat dibagi
menjadi komponen-komponen sejajar dan tegak lurus terhadap medan.
Komponen yang sejajar terhadap garisgaris medan tidak mengalami gaya,
sehingga tetap konstan. Sementara itu, komponen yang tegak lurus dengan
medan menghasilkan gerak melingkar di sekitar garis-garis medan.
Penggabungan kedua gerakan tersebut menghasilkan gerak spiral (heliks)
di sekitar garis-garis medan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Lintasan spiral. |
Contoh Soal 1 :
Suatu kawat berarus listrik 10 A dengan arah ke atas berada dalam medan magnetik 0,5 T dengan membentuk sudut 30o terhadap kawat. Jika panjang kawat 5 meter, tentukan besarnya gaya Lorentz yang dialami kawat!
Penyelesaian:
Diketahui:
I = 10 A
α = 30o
B = 0,5 T
l = 5 m
Ditanya : F = ... ?
Pembahasan :
Pembahasan :
F = I.l.B sin α
F = (0,5)(10)(5) sin 30o
F = 25 (1/2) = 12,5 newton
Contoh Soal 2 :
Suatu muatan bermassa 9,2 × 10-38 kg bergerak memotong secara tegak lurus medan magnetik 2 tesla. Jika muatan sebesar 3,2 × 10-9 C dan jari-jari lintasannya 2 cm, tentukan kecepatan muatan tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 9,2 × 10-38 kg
B = 2 tesla
q = 3,2 × 10-9 C
R =
2 cm = 2 × 10-2 m
3. Gaya Magnet pada Dua Penghantar Sejajar
Dua penghantar lurus panjang yang terpisah pada jarak d satu sama lain, dan membawa arus I1 dan I2, diperlihatkan pada Gambar 5.
Berdasarkan eksperimen, Ampere menyatakan bahwa masing-masing arus pada
kawat penghantar menghasilkan medan magnet, sehingga masing-masing
memberikan gaya pada yang lain, yang menyebabkan dua penghantar itu
saling tarik-menarik. Apabila arus I, menghasilkan medan magnet B1 yang dinyatakan pada persamaan (8), maka besar medan magnet adalah:
Gambar 5. Dua kawat sejajar yang mengangkut arus-arus sejajar. |
Berdasarkan persamaan (2), gaya F per satuan panjang l pada penghantar yang membawa arus I2 adalah:
F / l = I2.B1 .............................................................. (11)
Gaya pada I2 hanya disebabkan oleh I1. Dengan mensubstitusikan persamaan (11) ke persamaan (10), maka akan diperoleh:
Contoh Soal 3 :
Dua kawat lurus yang panjangnya 2 m berjarak 1 m satu sama lain. Kedua
kawat dialiri arus yang sama besar dan arahnya berlawanan. Jika gaya
yang timbul pada kawat 1,5 × 10-7 N/m, tentukan kuat arus yang mengalir pada kedua kawat tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
l = 2 m
d = 1 m
F = 1,5 × 10-7 N/m
I1
= I2 = I4. Percobaan Sederhana / Praktikum Medan Magnet
Tujuan : Memahami terjadinya gaya Lorentz.
Alat dan bahan : Penjepit kayu, konduktor aluminium foil, kabel
penghubung, amperemeter DC, voltmeter, penggaris, resistor variabel,
sakelar on-off, dan baterai.
- Dalam kondisi sakelar off, rangkailah alat seperti gambar.
- On-kan sakelar dan perhatikan apakah terjadi perubahan pada kedua konduktor pada pada bagian tengahnya.
- Ubahlah besar tahanan dengan memutar sedikit resistor variabel sehingga mulai terlihat adanya perubahan fisis Δx pada konduktor lempeng aluminium foil bagian tengahnya itu.
- Bacalah nilai pembacaan amperemeter I dan voltmeter V.
- Ukurlah dengan penggaris perubahan fisis jarak antara kedua konduktor bagian tengahnya. Ukurlah pula panjang konduktor l.
- Ulangilah langkah 3 - 5 untuk berbagai nilai V dan I, serta panjang konduktor.
- Catatlah data hasil percobaan dengan mengikuti format berikut ini.
No
|
V (volt)
|
I (A)
|
l (m)
|
(m)Δt
|
Keterangan
|
Diskusi :
1. Apakah yang dapat disimpulkan dari percobaan yang telah kalian lakukan?
Referensi :
Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 298.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar